Hikayat Gangsa dan Putri Malu
Kukuruyuuuk! Kukuruyuuuk!” Kokok ayam hutan
terdengar bersahut-sahutan. Penduduk Negeri Kasui
segera bangun. Mereka memulai kegiatan di pagi yang masih dingin.
Kesibukan mulai tampak di seluruh pelosok Negeri Kasui.
Pagi itu, suasana gembira berlangsung di rumah salah satu
penghuni Ibu Kota Negeri Kasui, tepatnya di rumah Bu Miah. Suara
tangis bayi terdengar dari sana, nyaring seperti tidak mau kalah dari
suara kokok ayam hutan. Suasana menegangkan sebelum kelahiran
bayi tampan itu telah menguap. Raut muka tegang dalam rumah itu
telah berganti dengan wajah lega.
Sang ibu, meskipun terlihat lelah, tersenyum bahagia sekaligus
sedih. Ia teringat almarhum suaminya yang meninggal saat berburu
setengah tahun lalu. Hatinya sedih memikirkan sang bayi yang
langsung menjadi yatim saat lahir ke dunia.
Kakek si bayi tersenyum memandang wajah cucunya yang baru
lahir dengan perasaan bahagia.
“Engkau sudah punya nama untuknya, Miah?” Sang kakek
bertanya sambil membelai kepala bayi mungil itu. Wajahnya sangat
mirip dengan almarhum bapaknya.
Other Books From - Cerita Rakyat Lampung
Other Books By - Sarippudin
No Books Available!
Back