Petualangan Ika dan Duba: Upaya Membangkitkan Literasi Anak di Era Pascapandemi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa beserta balai atau kantor unit vertikal di bawahnya melaksanakan pemilihan duta bahasa setiap tahun. Hal ini merupakan salah satu upaya memasyarakatkan bahasa Indonesia dan meningkatkan literasi di kalangan generasi muda. Melalui kegiatan tersebut, para pemuda diharapkan menyadari pentingnya meningkatkan literasi dan menumbuhkan rasa bangga dalam berbahasa Indonesia. Duta bahasa juga dituntut mampu mengupayakan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan literasi ke seluruh lapisan masyarakat, terutama kepada anak-anak. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang menarik agar dapat meningkatkan minat baca dan literasi anak serta mampu merangsang mereka untuk memiliki rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.
Pandemi yang melanda sejak tahun 2020 menjadi tantangan baru dalam meningkatkan literasi dan menumbuhkan minat baca. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya aktivitas di luar ruangan sehingga menyebabkan penggunaan internet di kalangan masyarakat meningkat, tidak terkecuali anak-anak. Ironinya, anak-anak menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Fakta ini didukung dengan data yang dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada tahun 2020 sebesar 88,9% anak berusia lima tahun ke atas di Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Melansir pernyataan Dokter Psikologi Anak, Danae Lund, Ph.D., pada laman Standford Health, anak-anak seharusnya berinteraksi untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan berkomunikasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan media belajar bagi anak-anak untuk kembali berinteraksi seperti pada masa sebelum pandemi.
Menurut Bluemel and Taylor (2012), buku bergambar tiga dimensi dapat membuat anak didik memahami situasi sesungguhnya dengan adanya simbol atau gambar dan membantu anak untuk berpikir kritis dan kreatif. Dalam penelitiannya, Bluemel menyatakan bahwa buku tiga dimensi sangat menarik bagi pembaca. Buku tiga dimensi adalah buku yang menampilkan gambar dengan efek tiga dimensi yang muncul ketika buku dibuka dan terdapat efek yang unik ketika menarik bagian tertentu dari buku tersebut. Buku tiga dimensi ini dapat digunakan untuk mengajarkan dan memotivasi anak-anak untuk membaca, meningkatkan kreativitas, menstimulasi imajinasi, menambah perbendaharaan kata, dan memfasilitasi anak untuk menyukai kegiatan membaca. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media buku bergambar tiga dimensi dapat menjadi stimulus dalam pengembangan kemampuan kognitif anak.
Duta Bahasa Provinsi Lampung membuat sebuah buku seri tiga dimensi berjudul Petualangan Ika dan Duba sebagai media untuk meningkatkan minat baca anak. Seri pertama buku ini adalah Bangga Berbahasa Indonesia yang memuat informasi tentang kelebihan-kelebihan bahasa Indonesia. Desain buku dibuat dengan warna dan gambar yang menarik sehingga membuat anak-anak senang membaca buku tersebut. Informasi dalam buku ini menanamkan rasa bangga akan bahasa Indonesia bagi anak-anak. Tidak hanya itu, buku ini juga dapat dikembangkan dengan berbagai seri, seperti Seri Bangga Berbahasa Daerah, Seri Literasi, dan Seri Sastra.
Selain menggunakan media buku bergambar tiga dimensi, Duta Bahasa Provinsi Lampung menggunakan media boneka tangan untuk mendukung penyampaian materi. Boneka yang dibuat oleh Duta Bahasa Provinsi Lampung tersebut diberi nama Ika dan Duba. Kelebihan media boneka tangan, yaitu (1) mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira; (2) menarik perhatian dan minat anak terhadap kegiatan pembelajaran; (3) membantu anak membedakan fantasi dan realita; (4) mengembangkan emosi anak sehingga anak dapat mengekspresikan emosi dan kekhawatirannya melalui boneka tangan tanpa merasa takut ditertawakan dan diolok-olok teman; dan (5) meningkatkan rasa percaya diri (Rusalina, 2020).
Boneka Ika dan Duba adalah karakter yang diciptakan oleh Duta Bahasa Provinsi Lampung dengan desain yang merepresentasikan Provinsi Lampung. Boneka ini memliki bentuk menyerupai gajah yang merupakan hewan khas Provinsi Lampung. Kemudian, boneka ini mengenakan kain tapis dan siger yang sangat identik dengan budaya Lampung. Mulut boneka Ika dan Duba dibuat dapat bergerak agar lebih interaktif dan terkesan hidup.
Buku tiga dimensi Petualangan Ika dan Duba serta boneka tangan Ika dan Duba digunakan oleh Duta Bahasa Provinsi Lampung untuk melakukan kegiatan praktik baik literasi. Kegiatan tersebut dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam dan Sekolah Rakyat Busa Pustaka. Duta Bahasa Provinsi Lampung menyampaikan materi dalam buku dengan metode bercerita menggunakan boneka tangan. Setelah itu, anak-anak diminta untuk menceritakan kembali informasi yang disampaikan menggunakan bahasa mereka sendiri. Kemudian, Duta Bahasa Provinsi Lampung memberi kesimpulan dan mengajak anak-anak untuk gemar membaca dan merasa bangga akan bahasa Indonesia.
Secara keseluruhan, anak-anak memberikan respons yang positif. Mereka tidak merasa bosan ketika diberikan penjelasan mengenai topik bangga berbahasa Indonesia. Anak-anak aktif dalam menjawab setiap pertanyaan dan menciptakan keadaan yang kondusif dan kooperatif selama materi disampaikan. Anak-anak juga merasa terkesan saat membuka halaman demi halaman buku tiga dimensi ini. Buku dan boneka ini membantu anak-anak lebih mudah mengingat materi secara keseluruhan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media buku tiga dimensi dan boneka tangan mampu membuat anak-anak lebih bersemangat untuk belajar. Selain itu, kemampuan komunikasi anak-anak menjadi lebih terlatih ketika anak-anak diminta untuk menceritakan kembali materi yang telah mereka dapatkan.
Praktik baik literasi menggunakan boneka Ika dan Duba juga telah dilakukan di Kabupaten Pesisir Barat dan Mesuji bersama Kantor Bahasa Provinsi Lampung. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Pesisir Barat masuk kategori tertinggal, terluar, dan terdepan (daerah 3T) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020—2024. Sementara itu, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh BPS Indonesia menunjukkan bahwa Kabupaten Mesuji merupakan wilayah dengan angka IPM terendah di Provinsi Lampung. Dengan demikian, Duta Bahasa Provinsi Lampung memilih kedua kabupaten tersebut untuk melakukan praktik baik literasi sebagai salah satu upaya meningkatkan angka IPM melalui pembangunan daerah di masa depan dengan semangat literasi.
Semangat literasi yang diharapkan, pada kenyataannya, tampak dari keseriusan anak-anak dalam menyimak materi yang disampaikan dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan. Bahkan, anak-anak berharap kegiatan seperti ini akan menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan. Perjalanan panjang yang ditempuh oleh Duta Bahasa Provinsi Lampung bersama Kantor Bahasa Provinsi Lampung selama 9—12 jam dari Kota Bandarlampung dengan rute yang cukup ekstrem pun terbayarkan.
Berdasarkan empat praktik baik literasi yang telah dilakukan oleh Duta Bahasa Provinsi Lampung bersama Kantor Bahasa Provinsi Lampung, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media buku bergambar tiga dimensi dan boneka tangan mampu meningkatkan ketertarikan anak-anak untuk belajar sehingga lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian, kedua media karya Duta Bahasa Provinsi Lampung tersebut sangat menunjang praktik baik literasi guna memperluas wawasan anak-anak akan kebahasaan. Buku tiga dimensi dan boneka tangan ini diharapkan dapat berkembang dan diimplementasikan secara komprehensif dan inklusif sehingga mampu mendukung upaya meningkatkan minat baca dan literasi di Provinsi Lampung khususnya pascapandemi.
Daftar Referensi
Bluemel, N. dan Taylor, R. 2012. Pop Up Book A Guide For Teacher and Librarians. California Santa Barbara: Libraries Unlimited.
Rusalina, Ayu. 2020. Pengaruh Media Boneka Tangan Terhadap Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 51 Kaur. Skripsi. Bengkulu: IAIN Bengkulu.
Badan Pusat Statistik. (2022, 05 Mei). Indeks Pembangunan Manusia. Diakses pada 16 Oktober 2022. https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html.
Lund, Danae. 2018. Top 5 Benefits of Children Playing Outside. Diakses pada 21 Oktober 2022. https://news.sanfordhealth.org/childrens/play-outside/
Databoks. (2021, 24 November). BPS: 88,99% Anak 5 Tahun ke Atas Mengakses Internet untuk Media Sosial. Diakses pada 21 Oktober 2022. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/24/bps-8899-anak-5-tahun-ke-atas-mengakses-internet-untuk-media-sosial