Gara-Gara Kelapa
Tanganku dengan cekatan melepaskan batok kelapa dan segera memarutnya. Ibu juga memintaku memeras kelapa parut dan mengambil santan kentalnya. Sementara itu, samar tercium asap pembakaran saat ibu menyalakan tungku di belakang rumah. Asap dari kayu bakar menyerbakkan aroma khas, aroma yang membangkitkan semangatku.
Kuali besar kini sudah dipenuhi santan. Dengan semangat, aku terus mengaduknya. Perlahan tapi pasti, santan mulai menyusut dan membentuk gumpalan halus. Beberapa saat kemudian, muncul genangan mengkilat di atas permukaan santan yang menggumpal.
“Bu, minyaknya terlihat, Bu!” teriakku senang.
“Alhamdulillah,” ibu ikut berseru girang.
Sedikit demi sedikit, minyak kelapa beraroma harum itu berpindah ke dalam mangkuk.
Minyak kelapa yang wangi menautkan kembali hati Aini dan Wak Maryam, juga membantu perekonomian mereka. Air kelapa merupakan minuman yang menyehatkan bagi semua orang, apalagi bagi pasien yang terpapar covid-19.
Pohon kelapa tumbuh subur hampir di setiap jengkal bumi, menebar sejuta manfaat bagi banyak orang, juga bagimu. Namun dibalik segudang kemanfaatannya, gara-gara pohon kelapa yang tumbang, melukai jiwa dan raga sang raja rimba, menyulutkan amarahnya terhadap monyet yang tentu saja tak kuasa menentang kehendak alam.
Ingin tahu kelanjutannya. Yuk, baca ceritanya! Semoga Gara-Gara Kelapa kamu juga bahagia…
Other Books From - Cerita Rakyat Lampung
Other Books By - Yunida Evasusanti
No Books Available!
Back