BASTERA XI

Tabik Pun!

Semangat untuk menduniakan bahasa Indonesia terus menggeliat. Hingga saat ini tercatat 52 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia di berbagai lembaga atau instansi seperti perguruan tinggi. Artinya, bahasa Indonesia telah dikenal secara luas di mancanegara dan minat untuk mempelajari bahasa Indonesia, termasuk budaya dan wilayahnya, semakin tinggi. Terlebih lagi di Indonesia, telah banyak lembaga penyelenggara Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang berdiri. Melihat fakta itu, bukan tidak mungkin jika bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional seperti yang dicita-citakan pada 2045.

Sahabat Bastera, melalui liputan utama, edisi kali ini akan mengajak kita menyelami alasan-alasan mengapa bahasa Indonesia layak untuk menjadi bahasa internasional dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan swasta dalam mencapainya. Salah satu upaya itu adalah pengutamaan bahasa Indonesia, mulai dari negara sendiri, yang dimulai dengan membangun sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Perenungan terhadap upaya ini tertuang dalam rubrik “Refleksi” yang berjudul “Bangsa Indonesia Masih Dijajah, Belum Merdeka Sepenuhnya”.

Dalam Rubrik “Bincang-Bincang”, Sahabat Bastera akan berkenalan dengan Meutia Rachmatia, pengajar BIPA yang berdomisili di Lampung Utara. Pengalamannya dikirim ke luar negeri untuk mengajarkan BIPA membuat semangatnya terus berkobar dalam membangun BIPA di Lampung. Selain itu, edisi kali ini akan mengajak kita untuk mengenal Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung yang telah lama berkecimpung sebagai penerjemah dalam rubrik “Profil”.

Sahabat Bastera juga dapat menyimak karya sastra suguhan redaksi dalam rubrik “Puisi”, “Cerita Rakyat”, dan “Cerita Anak”. Selain itu, edisi kali ini ingin memperkenalkan rubrik baru, yakni “Seruwit Sastra”. Rubrik ini dikhususkan untuk karya sastra berbahasa Lampung yang tentu sayang untuk dilewatkan. Kita juga akan berkelana ke ruang karya Alice Walker, penulis asal Georgia, dalam rubrik “Sastra Dunia” mengenai perempuan, alam, dan budaya Afro-Amerika.

Masih banyak rubrik lainnya yang tak kalah seru untuk menjadi kawan bacaan kita seperti “Otak-Atik Bahasa” dan “Cawa Lampung”. Kami berharap edisi ini dapat meningkatkan pengetahuan kebahasaan dan kesastraan Sahabat Kelasa, terutama penginternasionalan bahasa negara, bahasa Indonesia. Telah menjadi tugas kita, bangsa Indonesia, untuk selalu mencintai dan bangga pada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia, mendunia! Salam.